Transformasi Small Enterprise

Berbeda dengan dekade sebelumnya, dalam masa milenia ini perubahan harus melakukan transformasi atas perubahan bisnis.  Apabila sebelumnya, pertimbangan bahwa perusahaan besar dengan jumlah output yang massive adalah jenis perusahaan yang sulit untuk fleksible dan bertransformasi dengan keadaan.  Usaha kecil memungkinkan setiap elemen dalam organisasi untuk dapat bertransformasi secara maksimal dan kuat. Seluruh kekuatan organisasi dapat dibentuk dalam waktu yang singkat dan efektif.

(1) Mendesain Creative Tink Tank

Organisasi mendesain budaya inovasi yang kuat, setiap aspek proses yang menyebabkan adanya suatu langkah kerja yang panjang dengan jumlah karyawan massif dapat dipotong untuk menjadi anak perusahaan terpisah ataupun dikembangkan dalam bentuk mitra kerja.  Semakin besar ruang lingkup perusahaan dalam mendesain organisasi maka akan semakin terbuka peluang untuk mengembangkan anak-anak usaha ataupun mitra usaha.

(2) Mengelola Kompetensi Generalis

Dalam organisasi kecil, fungsi spesialisasi dihilangkan menjadi fungsi generalis.  Perbenturan konflik dalam pelaksanaan akan terjadi namun dapat diantisipasi dengan menggunakan pendekatan proyek dengan desain pekerjaan yang dapat dijalankan oleh setiap elemen di organisasi.

(3) Menjalankan Konsep Service Company

Perusahaan harus melupakan strategi menjual namun lebih kepada melayani. Konsep hubungan baik dan bagaimana menjalankan pendekatan pemecahan masalah adalah strategi penting yang harus dijalankan oleh perusahaan.

Bagaimana pola desain organisasi dalam perusahaan Anda? Lakukan proses pendesainan ulang organisasi secara tepat dan efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Advertisement

Manfaat Job Validation Bagi Perusahaan

Pengembangan atas sistem operasional perussahaan membutuhkan proses pemeriksaan ulang atas struktur organisasi serta implementasi penerapan fungsi-fungsi organisasi berdasarkan pada referensi atas penetapan jabatan dan tanggung jawab fungsi dalam perusahaan. Lalu apa manfaat dari proses job validation dijalankan dalam perusahaan.

Berikut adalah manfaat atas pentingnya proses job validation dilakukan dalam perusahaan.

Pertama, Mengkaji Fungsi Struktural Organisasi

Adalah penting bagi perusahaan untuk dapat menjalankan kajian atas implementasi kebijakan strategis perusahaan dalam organisasi. Normalnya seluruh elemen dalam perusahaan menjalankan sistem implementasi kebijakan perusahaan.  Pemastian dilakukan untuk mencegah adanya duplikasi peranan atau justru hilangnya peranan dalam organisasi.

Kedua, Melakukan Verifikasi Awal Atas Nomenklatur Jabatan

Memastikan bahwa bahwa jabatan yang terkait atas nomenklatur jabatan adalah sesuai dengan isi uraian jabatan yang terdapat dalam nomenklatur jabatan. Melakukan evaluasi atas kesesuaian nomenklatur yang pada saat ini telah ditetapkan dengan isu dari uraian jabatan tersebut.

Ketiga, Memastikan Nilai Rasional dari Kompetensi dan Beban Kerja

Melakukan proses kajian secara kuantitatif dan kualitatif terkait dengan besaran nilai kompetensi dan beban kerja yang terdapat dalam jabatan tersebut.  Melakukan perhitungan besaran proporsional terkait dengan kompetensi dan beban kerja yang dimaksudkan tersebut.

Bagaimana dengan proses job validation dalam perusahaan Anda? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat mengembangkan sistem manajemen SDM perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Penyusunan HR Dashboard sebagai Bentuk Pemantauan Kinerja HR

HR meme

Pola kerja unit Human Capital/ Human Recources adalah sangat beragam dan memiliki variabel yang sulit untuk diukur. Namun bagaimana proses evaluasi efektifitas atas peranan HR dapat dijalankan?

Beberapa hal yang penting dapat menjadi nilai untuk perbaikan manajemen, namun alangkah baiknya apabila data yang terbentuk secara kuantitatif tersebut diubah menjadi data kualitatif. Memastikan ulang bahwa pola kinerja yang dijalankan oleh Human Resources dijalankan.

HR Dasboaard adalah suatu bentuk aplikasi sederhana yang dapat dikemas dalam bentuk Microsoft Excell sederhana sekalipun.  Hal yang tersulit adalah menghubungkan antara kinerja yang satu dengan lainnya. Pemahaman dasboard adalah untuk menjadi pintu monitoring dalam melihat bagaimana sistem manajemen SDM dalam perusahaan tersebut seimbang terimplementasi.  Konsep kausalitas antara policy dan dampak harus menjadi poin penting dalam mengurutkan sistem evaluasi dalam HR Dashboard yang dimaksudkan tersebut.

Tertarik untuk menjalankannya? Jangan terlalu berpikir rumit atas penyusunanan, lakukan pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat memastikan sistem manajemen SDM yang terbentuk akan efektif. (amarylliap@gmail.com)

Tahapan Penyusunan Kelas Jabatan dalam Organisasi

Banyak perusahaan dewasa ini mengalami kesulitan dalam menjalankan sistem kompensasi dalam perusahaan. Ada beberapa penyebab yang membuat perusahaan tersebut lupa untuk mengembangkan penyusunan struktur jabatan secara tepat. Atau menyusun kelas jabatan yang ada dalam perusahaan secara sederhana.

Perusahaan sebelum melakukan proses penyusunan kelas jabatan ada baiknya untuk melakukan proses kajian atas organisasi.  Lakukan proses analisis yang tepat untuk dapat memastikan bahwa life cycle dari bisnis/ perusahaan Anda dalam beberapa waktu ke depan terdeteksi dengan baik. Unit kerja/ departemen yang menjadi senjata utama dalam pengembangan perusahaan sesuai dengan life cycle tersebut.

Perusahaan kemudian menyusun analisis jabatan yang tepat dan strategis, proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(1) Menetapkan Kompetensi Organisasi

Penetapan kompetensi organisasi menjadi bagian yang penting terkait dalam melakukan proses penyusun. Ada baiknya perusahaan menjalankan proses inventarisasi terhadap kompetensi yang dibutuhkan dalam menjawab tantangan organisasi ke depannya, untuk kemudian melakukan proses penyusunan level atas kompetensi yang dimaksudkan tersebut.

(2) Menetapkan Klasifikasi Pekerjaan

Penyusunan kelompok pekerjaan dan karakteristik termasuk di dalamnya mengidentifikasi kelompok pekerjaan (job family).  Dimana dalam penetapan karakteristik tersebut perusahaan dapat mengidentifikasi jalur karir yang tepat dalam melakukan proses penyusunan kelas jabatan yang dijalankan dalam perusahaan. Melakukan penetapan antara jabatan struktural dan fungsional juga menjadi proses yang penting dijalankan dalam kegiatan klasifikasi pekerjaan.

(3) Mengukur Kapasitas SDM dan Organisasi

Perlunya perusahaan memastikan keseimbangan kemampuan SDM untuk belajar dan mengembangkan karir sesuai dengan kapasitas organisasi.  Perusahaan menyusun pemetaan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam perusahaan kemudian melakukan proses penempatan kelas jabatan.  Kemampuan Organisasi dalam memgembangkan sistem renumerasi yang tepat juga dapat menjadi suatu langkah strategis yang tepat dalam proses pengembangan sumber daya manusia.

Lakukan proses penyusunan kelas jabatan yang tepat dalam perusahaan.  Pencarian referensi eksternal adalah bagian penting yang dibutuhkan perusahaan dalam mengembangkan organisasi yang tepat dan strategis. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pengembangan SDM dalam Bidang Industri Jasa

Berbeda dibandingkan dengan dunia usaha yang bergerak di bidang manufacturing.  Pengembangan sektor jasa memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi dengan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia).  Dalam beberapa hal, proses pengelolaan manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) yang dilakukan berbeda dengan proses pengelolaan manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) dalam bidang Manufacturing.

Adapun proses pengelolaan manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) tersebut dijalankan dengan melalui beberapa program/ tahapan.

(1) Penetapan Nilai-nilai Perusahaan

Berbeda dibandingkan dengan manufacturing, dalam sektor jasa, karyawan adalah asset penting.  Karyawan adalah perwakilan perusahaan ketika berhadapan dengan pelanggan. Pemastian terkait dengan nilai-nilai tersebut harus tertanam dengan kuat pada diri karyawan.  Nilai selain menjadi dasar dari seluruh prilaku SDM ketika berada di perusahaan, nilai juga dapat menjadi pemersatu perusahaan ketika mengembangkan sistem operasional yang dijalankan.

(2) Pengelolaan kompetensi

Seluruh tantangan dalam perusahaan harus dipetakan untuk kemudian ditetapkan jenis karakteristik yang berhubungan dengan sistem pengelolaan kompetensi tersebut.  Dalam beberapa hal, proses pengelolaan kompetensi dilakukan dengan melakukan proses identifikasi kompetensi, pelatihan/ pengembangan kompetensi serta program pengujian kompetensi.  Aspek kompetensi ada baiknya untuk divalidasi untuk memastikan bahwa proses penetapan kompetensi sesuai dengan manajemen pengelolaan atas resiko usaha.

(3) Pengelolaan Sistem Renumerasi

Dalam industri jasa, penetapan sistem renumerasi adalah menjadi penting.  Pertimbangan yang ditetapkan tidak hanya berdasarkan kepada nilai pasar, aspek produktifitas, resiko maupun komitmen atas loyalitas menjadi nilai yang penting dalam melakukan proses pengelolaan sistem renumerasi dalam perusahaan.

Bagaimana dengan proses pengelolaan manajemen SDM dalam perusahaan Anda? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat mengembangkan sistem manajemen SDM dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Merancang Manajemen Konflik yang Strategis

Dalam beberapa kondisi, perusahaan seringkali melakukan proses pembentukan konflik manajemen dalam perusahaannya. Pemahaman akan pentingnya proses mendesain konflik manajemen yang tepat akan memberikan manfaat strategis dalam perusahaan. Beberapa manfaat yang dapat dimiliki oleh perusahaan ketika melakukan konflik manajemen adalah untuk mengevaluasi kompetensi organisasi serta memperhatikan bagaimana sistem operasional di dalam perusahaan dapat secara efektif menjaga organisasi.

Namun, tidak sedikit manajemen konflik justru menyebabkan permasalahan yang cukup signifikan dalam perusahaan. Bagaimana strategi yang tepat dalam perusahaan agar dapat memastikan bahwa konflik manajemen dapat berjalan secara efektif dan mengoptimalkan fungsi strategi yang tepat terkait dengan tujuan dari organisasi. Berikut adalah beberapa langkah yang tepat untuk dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam melakukan proses desain terhadap sistem manajemen konfik.

(1) Membuat perencanaan yang tepat

Apa tujuan organisasi dalam melakukan manajemen konflik? Sasaran yang dituju sebaiknya dilakukan observasi lebih dahulu untuk dapat memastikan resiko yang berpotensi timbul dari suatu konflik itu muncul. Lakukan langkah mitigasi, untuk meminimalkan potensi resiko tersebut muncul.

(2) Membuat Metode Sistematis untuk Proses Evaluasi

Salah satu strategi manajemen konflik yang muncul adalah respon negatif dan respon positif. Bagaimana kedua kelompok respon ini bisa menangani ketidaksesuaian yang muncul dan hal yang terpenting apa yang mendasari proses evaluasi tersebut dijalankan. Organisasi harus dapat secara sistematis untuk melakukan analisis terhadap respon yang muncul tersebut, bagaimana perusahaan melakukan analisis penyebab serta tindakan perbaikan dan pencegahan yang tepat untuk dapat mengantisipasi masalah yang muncul tersebut.

(3) Mengembalikan Kondisi ke Titik Netral

Organisasi harus mampu menyehatkan kembali organisasi setelah manajemen konflik dijalankan. Secara strategis hal ini sangat sulit dilakukan dan kadangkala banyak kondisi penetapan ke titik netral sangat sulit terlaksana bahkan membutuhkan intervensi dari pihak ketiga.

Strategi penting yang perusahaan harus pastikan sebelum menjalankan manajemen konflik adalah mengukur kapasitas profesionalisme dari karyawan serta sistem operasional yang ada dalam perusahaan. Dalam organisasi yang sudah berjalan dengan baik dan sistematik, konflik manajemen justru dapat meningkatkan kinerja dan kompetisi yang positif. Namun dalam organisasi yang belum tertata dengan baik, proses rekayasa manajemen konflik dapat menimbulkan budaya kerja yang negatif dan cenderung menjadi kompetisi yang tidak sehat.

Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dan strategis untuk dapat mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Transformasi Strategis HR

Paradigma dan konsep SDM dalam perusahaan akan mengalami perubahan dalam bentuk transformasi yang lebih strategis. Pemahaman akan nilai strategis ini adalah dengan meningkatkan nilai manfaat dari Divisi SDM menjadi business partner. Lalu seperti apa peranan Divisi SDM sebagai business partner dalam perusahaan.

(1) Strategi Penyusun Kebijakan

Sebelumnya SDM lebih diarahkan untuk bagaimana menjaga kepatuhan karyawan, namun dalam peranan selanjutnya fungsi SDM lebih diarahkan untuk memegang peranan kebijakan strategis dalam pertimbangan pengembangan dalam organisasi. Kebijakan yang diembang oleh divisi SDM tidak hanya mempertimbangkan faktor sumber daya manusia saja, termasuk di dalamnya adalah pembentukan budaya perusahaan serta strategis penting dalam pencapaian kebijakan organisasi.

(2) Strategi Percepatan Perkembangan Organisasi

Bagaimana HR dapat membantu percepatan perkembangan organisasi. Fungsi HR akan lebih dikembangkan dalam proses melakukan analisis elemen-elemen organisasi yang dapat dikembangkan untuk memacu percepatan dalam organisasi. Bagaimana suatu pertumbuhan organisasi dapat dikembangkan dengan menyusun sistem yang terintegrasi dengan pengembangan organisasi.

(3) Stategi Transformasi Bisnis

Ketika akan melakukan perubahan konsep bisnis yang strategis, adalah sangat penting peranan divisi SDM untuk menjalankan penyusunan persiapan-persiapan transformasi bisnis. Unit kerja SDM adalah inisiator dalam tahapan change management, bagaimana mengubah prilaku organisasi dalam konsep terstruktur dan tertata secara efektif.

Sebaiknya perusahaan mengembangkan divisi SDM dengan peranan sebagai business partner. Mengubah peranan HR sebagai cost centre menjadi profit centre adalah tantangan terbesar yang sebaiknya organisasi pertimbangkan saat ini. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Bagaimana Mengelola Program Pest Control

Dalam industri pangan ataupun perikanan, permasalahan terhadap serangga adalah suatu permasalahan yang harus dipastikan terkendali dengan baik. Sistem dan pemahaman terhadap tata cara pengendaliannya harus dipastikan dapat meminimalkan resiko kontaminasi serangga yang masuk ke dalam sistem operasional proses.

Berkaitan dengan aplikasi pest control, terdapat 5 prinsip dasar yang sebaiknya menjadi bagian penting untuk dikedepankan ketika melakukan proses penanganan terhadap pengendalian serangga.

(1) Konsep pencegahan

Adalah penting bagi suatu unit usaha dalam industri pangan untuk memastikan bahwa pencegahan diajalankan. Proses mencegah serangga untuk masuk ke dalam area proses dapat dilakukan dengan cara menjalankan program sanitasi secara tepat dan optimal. Pemastian untuk mencegah dapat dijalankan dengan cara mengoptimalkan aspek GMP pada bagunan, dimana area proses terlindungi dari resiko masuknya serangga dari lingkungan sekitar.

(2) Sistem dan prosedur

Adanya sistem dan prosedur yang memastikan adanya pemantauan secara berkala berkaitan dengan fungsi trapping dan aplikasi koreksi yang dijalankan. Tahapan ini berguna untuk memastikan adanya suatu pengendalian terkait dengan adanya resiko masuknya serangga dan hewan pengganggu lainnya ke area kerja proses.

(3) Pelatihan dan kompetensi

Memastikan bahwa operator dan provider pelaksana kegiatan pest control telah memiliki aspek kompetensi dan sertifikasi yang memadai untuk mengakomodasi proses pencegahan terkait dengan penanganan serangga di lapangan.

(4) Analisis data

Proses inspeksi secara berkala dilakukan pada sistem yang telah dijalankan. Adanya pencatatan sangat penting untuk mengumpulkan data-data terhadap program pest control yang telah dijalankan. Statistika dapat digunakan untuk melakukan proses korelasi antara sistem yang dibuat dengan data yang didapat.

(5) Evaluasi Sistem

Memastikan efektifitas terkait dengan pelaksanaan program pest control. Penetapan tindakan perbaikan dilakukan berdasarkan data untuk dapat melihat bagaimana proses pest control dijalankan secara optimal.

Bagaimana dengan aplikasi pest control di perusahaan Anda? Lakukan pengembangan referensi eksternal yang tepat untuk mengaplikasikan program pest control sebagai nilai penting untuk mengoptimalkan pengendalian terhadap serangga. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Kompensasi Sebagai Strategi Motivasi

Dilema bagi banyak perusahaan berkaitan dengan proses dari peningkatan kompensasi yang diminta oleh karyawan, namun di lain pihak perusahaan mengalami masalah dalam memastikan bahwa peningkatan nilai kompensasi tersebut akan memberikan semangat untuk berprestasi tinggi dalam bekerja. Lalu bagaimana perusahaan dapat mengoptimalkan konsep dari pengembangan prestasi kinerja karyawan yang nanti dapat mengoptimalkan pemahaman terkait dengan kinerja motivasi karyawan itu sendiri. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk dapat memebuat pengembangan kinerja antara motivasi dan prestasi ini dapat berjalan seiring sejalan?

Langkah pertama: Menetapkan formulasi target perusahaan
Sebelum dalam mengambil keputusan peningkatan nilai kompensasi tersebut, ada baiknya perusahaan terlebih dahulu mengidentifikasikan strategi yang akan dicapai untuk kemudian dilakukan proses pendetailan terhadap target pada masing-masing individu atau departement.

Langkah kedua: menjabarkan target tersebut ke dalam uraian pekerjaan. Dimana konsep pencapaian diubah menjadi suatu bentuk sistem (SOP) yang dijabarkan secara operasional untuk kemudian dikendalikan ke dalam suatu bentuk satuan operasional praktis.

Langkah ketiga: kembangkan tingkat motivasi dalam proses operasional pekerjaan yang ada. Optimalkan pemahaman mengenai waktu kerja optimal bukan waktu kerja maksimal. Hal yang terpenting adalah mengembangkan kesadaran bahwa proses pengembangan kerja diprioritaskan ke dalam peningkatan proses bukan hanya target. Berikan pemahaman arti dan nilai kompensasi adalah suatu proses pekerjaan bukan target dari individu itu sendiri ketika bekerja.

Dengan menerapkan 3 langkah ini, harapan terbesar yang akan muncul dalam perusahaan adalah pembentukan kesadaran dan persepsi yang kuat akan kualitas pekerjaan dan bukan hanya kepada suatu paksaan dalam salah satu pihak dengan pihak lainnya. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pengembangan Pelatihan Berbasiskan Kompetensi dalam Perusahaan

Banyak dan seringkali kita mendengar informasi mengenai pelatihan berbasiskan kompetensi, apakah itu?  Dasar muasalnya mengapa dikembangkan pelatihan dengan sistem berbasiskan kompetensi.  Banyak hal yang sangat menarik yang bisa dikaji dari pelatihan. Bagi beberapa organisasi, sangat dibutuhkan suatu konsep yang melatarbelakangi mengapa pelatihan itu perlu diadakan.  Beberapa faktor yang bisa diketengahkan terkait dengan kebutuhan akan pengadaan program pelatihan tersebut: (1) Kebutuhan dari standar kualifikasi pekerjaan, dimana perusahaan mempersayaratkan agar ketika masuk ke dalam suatu posisi atau jabatan tertentu, seorang individu diharuskan untuk mengikuti pelatihan yang dimaksud, seperti pada posisi manajerial atau pekerjaan dengan teknis tertentu dalam mengoperasikan suatu mesin (2)  Memastikan bahwa pelatihan yang ditujukan kepada karyawan tersebut telah sesuai dan efektif untuk individu karyawan dalam menjalankan status pelatihan yang dimaksud.

Untuk lebih jelasnya, jenis pelatihan terdapat dua jenis pelatihan, yaitu pelatihan berbasis kompetensi dan pelatihan tanpa berbasis kompetensi.  Apa bedanya? Dalam pelatihan berbasis kompetensi, tujuan yang paling mendasar adalah memastikan bahwa unit kompetensi yang menjadi standar pelatihan tersebut benar-benar telah terpenuhi, sedikit berbeda dengan pelatihan yang bukan berbasis kompetensi.  Dalam pelatihan yang tidak berbasis kompetensi, standar dari keberhasilan peserta pelatihan adalah diikutinya pelatihan tersebut sampai dengan tuntas, dan kadangkala lupa untuk mengevaluasi tingkat efektifitas pelatihan tersebut pada individu peserta latih.  Bahkan apabila dibuatkan evaluasinya pun, proses evaluasi hanya dijalankan pada saat pelatihan itu sendiri dilaksanakan.  Proses setelah pelatihan tersebut, kadangkala tidak menjadi bagian yang penting dalam suatu proses evaluasi.

Sehingga tidak salah, apabila perusahaan melihat bahwa pemberian pelatihan kepada karyawannya adalah suatu hal yang sia-sia belaka.  Mengapa demikian karena hanya melihat nilai yang didapat pada pelatiha hanya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah pelatihan, setelah itu menjadi suatu slogan ataupun jargon belaka.  Paling tidak memenuhi CV dari karyawan itu sendiri, yang berguna untuk peningkatan karirnya sebagai individu, namun bagaimana dengan perusahaan itu sendiri.  Lalu apa manfaatnya?  Berdasarkan dari pemikiran inilah maka dilakukan proses analisis untuk melakukan proses pengembangan terhadap metode dan program pelatihan, dan jawabannya adalah program pelatihan berbasis kompetensi.

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

Langkah-langkah apa yang perlu untuk dikembangkan untuk mengembangkan dan mengelola Pelatihan Berbasis Kompetensi?

Langkah pertama, menyusun unit kompetensi

Dari setiap jabatan atau posisi pekerjaan yang ada dalam organisasi, sebaiknya ditetapkan unit kompetensi yang melekat pada posisi jabatan tersebut.  Khususnya yang berkaitan dengan keahlian, baik itu keahlian khusus maupun keahlian manajerial yang melekat pada aspek interpersonal yang berhubungan dengan pekerjaannya.

Misalnya: posisi manajer produksi dalam suatu pabrik makanan, diharuskan memiliki unit kompetensi (A) Teknis maintenance —-yang dapat dipecah sesuai dengan karakteristik industri yang ada dalam perusahaan (B) Interpersonal- seperti leadership—-yang dapat dipecah dalam beberapa kategori kompetensi dan lain-lain.  Proses ini kadangkala membutuhkan waktu dan kerja tim yang solid.  Sebab tidak mudah untuk dilakukan proses penetapan unit kompetensi dalam suatu organisasi, khususnya apabila karakteristik dalam organisasi tersebut memiliki ruang lingkup usaha yang sangat luas dan besar.

Langkah kedua, menyusun silabus dari materi pelatihan

Hal yang menarik dari menyusun silabus pelatihan, pertama-tama setiap pengelola pelatihan diharuskan terlebih dahulu merusumuskan jenis pelatihan berdasarkan unit kompetensi yang akan dipenuhi.  Apakah bisa dalam satu pelatihan, proses pemenuhan unit kompetensi melebihi satu unit kompetensi yang akan dikembangkan?

Bisa saja, misalnya dalam pelatihan teknik pendingin, dimana selain mengajarkan teknis dari proses operasional alat pendingin tersebut, bisa juga sampai dengan pengembangan untuk aspek K-3 maupun pada proses 5S yang digunakan untuk memenuhi unit kompetensi etos kerja dan team work.

Langkah ketiga, menyusun materi dan program training

Setelah silabus terbentuk dan sudah secara detail menjelaskan unit kompetensi mana yang akan didetailkan dalam materi dan program pelatihan tersebut.  Kembangkan materi sesuai dengan outline yang ditetapkan dalam silabus yang telah disusun sebelumnya.  Ada baiknya untuk memastikan adanya proses verifikasi yang tepat terkait dengan pengembangan program pelatihan yang dimaksud.

Langkah keempat, mengembangkan evaluasi program pelatihan

Pastikan tersedianya sistem optimalisasi program evaluasi yang tepat dari kegiatan pelatihan yang dimaksudkan tersebut.  Kembangkan sistem evaluasi dan penilaian yang terkait dengan kompetensi, seperti program penerapan assessment yang dijalankan dalam perusahaan.  Tujuan proses ini adalah untuk memastikan bahwa pelatihan yang telah diaplikasikan relevan dengan konsep kompetensi yang ditetapkan dalam perusahaan.

Menarik dan sangat memberikan manfaat bagi perusahaan apabila program pelatihan berbasiskan kompetensi ini dijalankan.  Perusahaan sebaiknya memastikan bahwa manajemen operasional dan pengembangan pelatihan dapat dijalankan secara tepat dan efektif dalam perusahaan itu sendiri.  Manfaat yang terbesar tentunya peningkatan produktivitas bagi perusahaan itu sendiri. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)