Mengembangkan Model Bisnis Retail yang Efektif dalam Bisnis Kuliner

Bisnis kuliner adalah bisnis yang sangat kompetitif berkembang. Secara bisnis, peluang usaha atas sektor kuliner memiliki pasar yang terus meningkat, namun secara model bisnis banyak pemain sektor kuliner tidak dapat mengembangkan model bisnis yang optimal. Untuk dapat meningkatkan proses pengembangan bisnis terkait dengan manajemen retail, berikut ini adalah beberapa type model bisnis kuliner yang dapat dikembangkan oleh pemain usaha dalam bidang kuliner itu sendiri.

(1) Retail Food Service

Bisnis ini berkembang dengan mengedapnkan pengalaman dari pelaku usaha terkait dengan proses bisnis yang dikembangkan. Kedekatan fisik terhadap pelanggan dikedepankan untuk memastikan bahwa setiap karyawan memahami bahwa pelayanan verbal dalam bentuk komunikasi dapat dijalankan secara maksimal. Penampilan dari outlet, pramusaji dan hidangan menjadi daya tarik khusus selain rasa makanan.

(2) On line retail

On line retail berkembang seiring dengan pengembangan bisnis digital. Konsep dalam pengembangan model bisnis retail digital yang berkembang adalam bagaimana konsumen bisa mengakses bisnis kuliner yang ada dengan mengoptimalkan portal teknologi digital. Pengelolaan atas bisnis digital bisa dijalankan baik melalui portal on line yang tersedia maupun dengan mengembangkan portal on line tersendiri. Terdapat hal positif dalam mengelola portal on line sendiri, dimana perusahaan dapat mengembangkan promosi dalam portal on line. Keterikatan pelanggan kepada bisnis akan lebih kuat apabila dibandingkan mempergunakan portal yang dijalankan bersamaan dengan portal lainnya.

(3) Corporate Retail

Pengelolaan corporate retail dijalankan sebagai bentuk bagaimana bisnis bisa bermodifikasi dengan tepat terkait dengan B To B strategic. Pengembangan bisnis dalam bentuk kemitraan, maupun pembuatan produk untuk retail corporate juga menjadi bagian penting dalam pengelolaan strategi dalam perusahaan. Dimana secara bisnis corporate retail juga dapat memberikan jaminan pengembangan produk dan kualitas secara tepat.

Bagaimana pun pengelolaan strategi yang dijalankan dalam bisnis kuliner, adalah menjadi bagian penting bagi perusahaan untuk dapat mempertimbangkan referensi eksternal yang tepat. Dimana dalam referensi eksternal tersebut, perusahaan dapat lebih mengoptimalkan business plan dan business strategy sehingga mencapai nilai yang lebih maksimal. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Advertisement

Sistem Bukanlah Sertifikasi Namun Transformasi Bisnis

Terdapat asumsi bahwa perusahaan yang memiliki sertifikat baik ISO maupun keamanan pangan, seperti BRC dan FSSC adalah perusahaan yang telah tersistemkan dengan baik. Namun banyak perusahaan yang melupakan bahwa sistem adalah transfirmasi bisnis.

Tidak sedikit perusahaan yang tidak mempergunakan program sertifikasi sebagai waktu transformasi bisnis dengan tepat. Lalu bagaimana proses transfirmasi tersebut dijalankan?

(1) Memperbaiki Perusahaan

Secara efektif sistem akan menjaga perusahaan dari segala resiko yang dapat muncul dalam bisnis. Salah satunya adalah mengidentifikasi seluruh resiko yang berpotensi muncul dan merugikan perusahaan. Menyusun sistem mitigasi adalah tepat. Namun pencegahan adalah hal positif lainnya yang harus disusun.

(2) Memperbaiki Budaya Perusahaan

Sistem harus terimplementasi dengan tepat. Budaya perusahaan yang positif menjadi suatu bentuk strategi positif yang dapat di kembangkan sebagai dasar untuk pelaksanaan implementasi dilakukan.

(3)Pengembangan Leadership

Menyusun ulang kompetensi leadership dapat dilakukan dalam perusahaan. Bagaimana konsep perubahan dapat dilakukan oleh agen perubahan yang kemudian dapat mengembangkan sistem secara konsisten ke arah yang tepat.

Bagaimana dengan perusahaan Anda? Jangan sia-siakan program sertifikasi di perusahaan Anda hanya dengan tujuan mendapatkan sertifikat. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Strategic Performance Management

Pengendalian terkait manajemen kinerja dalam perusahaan adalah penting diaplikasikanya untuk menyamakan gerakan dinamis perusahaan dalam mencapai tujuan.  Mengkombinasikan antara manajemen kinerja dan manajemen strategis merupakan suatu langkah tepat untuk dapat mensinergikan program yang disusun oleh perusahaan.

Banyak manfaat yang dapat dimiliki oleh perusahaan ketika menjalankan Strategic Performance Management. Hal yang utama adalah memunculkan rasa tanggung jawab pada setiap individu dalam perusahaan untuk mencapai arahan dan strategi perusahaan.

Untuk mencapai kunci keberhasilan dalam konsep strategic management, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu untuk memastikan kinerja manajemen berjalan dengan tepat.

(1) Penyusunan Strategi Perusahaan

Untuk memastikan penetapan kriteria pencapaian sesuai, perusahaan harus mampu melakukan analisis secara tepat dan efektif untuk memastikan bahwa strategi disesuaikan dengan konteks organisasi. Perusahaan harus memastikan bahwa strategi konteks yang dikembangkan adalah sesuai dengan kondisi yang menjadi perbaikan dalam perusahaan. Pertimbangan atas strategis perusahaan adalah mengidentifikasi setiap tahapan input dan output dalam perusahaan untuk mendapatkan sinergi yang kuat dalam performa perusahaan. Dimana orientasi dalam pencapaian tujuan perusahaan adalah pada konteks peerusahaan secara keseluruhan dan tidak hanya terfokus kepada satu bagian/ individu saja.

(2) Pengelolaan Inovasi

Pencapaian target harus dikondisikan dengan memberikan ruang yang memadai bagi karyawan untuk terus berusaha dalam mencapai target tanpa melupakan orientasi proses. Pengembangan kreatifitas dan pola pemikiran yang terus-menerus meningkatkan pembelajaran dapat dipastikan untuk mencapai nilai maksimal dari program inovasi yang ditetapkan dalam perusahaan.

Lalu bagaimana pengembangan dan pengelolaan perusahaan dapat dikembangkan sesuai dengan konsep pencapaian strategis. Kinerja yang tepat dapat membawa perusahaan dalam dinamika pertumbuhan yang maksimal. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

 

Penyusunan Sistem Sanitasi dalam Industri Pangan

Memastikan bahwa Sistem Manajemen Keamanan Pangan dijalankan dengan tepat dan efektif adalah bukan hal yang mudah untuk dijalankan. Khususnya pada penerapan kegiatan dasar dalam industri pangan dimana dasar dari keamanan pangan dijalankan sesuai dengan persyaratan.

Lalu bagaiaman teknik yang tepat dalam menyusun program sanitasi dalam industri pangan? Perusahaan dapat menjalankan beberapa langkah yang tepat dalam melakukan penyusunan program sanitasi. Berikut adalah langkah yang dapat dikaji oleh perusahaan.

Langkah pertama, mempelajari bahan proses produksi dan jenis proses

Adalah suatu langkah baik apabila perusahaan mempelajari jenis kotoran ataupun sisa produk yang melekat dalam peralatan. Apakah produk yang dimaksud memiliki sifat dan karakter yang sesuai dengan sifat dan karakter pembersih yang dilakukan.  Apabila jenis material bahan tersebut memiliki karakter asam maka jenis pembersih yang dipergunakan adalah basa. Namun sebaliknya apabila jenis material yang dipergunakan adalah basa maka bahan pembersihnya adalah asam.

Langkah kedua, menyusun sistem operasional pembersihan

Menetapkan komposisi personel, alat serta frekuensi pembersihan yang akan dijalankan. Dalam menetapkan sistem pembersihan tersebut perusahaan harus memastikan bahwa sistem pembersihan yang dilakukan adalah sesuai dengan budget perusahaan.  Untuk memastikan bahwa penetapan terkait dengan budget perusahaan dijalankan adalah sesuai dengan standar persyaratan yang ada.

Langkah ketiga, melakukan proses verifikasi atas program kebersihan

Menjalankan program verifikasi untuk dapat memastikan bahwa program kebersihan dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan. Program verifikasi ini dapat dilakukan dengan menjalankan program swab test dan analisis produk akhir. Dimana proses pembersihan dapat dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan.

Bagaimana dengan penyusunan program sanitasi dalam perusahaan Anda. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam proses penyusunan program sanitasi dalam industri Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)