Mengembangkan Program Pelatihan Keamanan Pangan pada Food Retail

Pengembangan food retail saat ini mengalami peningkatan bisnis yang positif. Namun di balik pertumbuhan tersebut, terdapat bom waktu yang dapat muncul yaitu resiko keamanan pangan. Untuk dapat menjamin persyaratan keamanan pangan, program pelatihan keamanan pangan dapat dikembangkan. Dengan tujuan untuk memastikan bahwa kesadaran personel untuk menjamin terkait dengan pengendalian atas penanganan bahan pangan serta pengolahan yang tepat untuk mencegah adanya kontaminasi.

Berikut ini adalah ilustrasi yang terkait dengan program pelatihan keamanan pangan pada food retail.

Untuk dapat memiliki pelatihan yang efektif, penggunaan referensi eksternal dapat dipergunakan untuk dapat memberikan kontribusi pengembangan. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang berpengalaman dalam mengembangkan jaminan keamanan pangan pada bisnis food retail. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Memahami Persyaratan HAVI pada FSSC Versi 6 Packaging

Persyaratan HAVI pada FSSC Versi 6 Packaging mempersyaratkan beberapa aturan tambahan di luar persyaratan FSSC Versi 6 packaging. Persyaratan HAVI ini ditujukan untuk kebutuhan pelanggan HAVI. Berikut ini adalah pemahaman persyaratan HAVI terkait dengan FSSC Versi 6 pada Packaging.

Lakukan proses pemastian atas pemenuhan persyaratan atas FSSC Versi 6 dengan penambahan persyaratan HAVI denga tepat. Memastikan bahwa pemenuhan atas standar dari pelanggan dapat berjalan dengan efektif di dalam perusahaan melalui referensi eksternal yang telah berpengaaman dalam pemenuhan persyaratan yang dimaksud. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Menyusun KPI sebagai Strategi Efisiensi Perusahaan

Efisiensi sebagai bentuk strategi dalam perusahaan bisa dikelola dengan mengintegrasikan ke dalam Sistem Manajemen Kinerja. Penerapan yang tekait dengan Sistem Manajemen Kinerja ini dijalankan dalam bentuk penetapan KPI (Key Performance Indicator), yang dimana KPI ini dapat diaplikasikan untuk melakukan pemantauan atas program efisiensi itu sendiri.

Berikut ini adalah ilustrasi yang terkait dengan penetapan KPI sebagai strategi efisiensi perusahaan.

Dengan mengetahui bagaimana KPI dapat membantu perusahaan dalam mengelola efisiensi, diharapkan bahwa strategi efisiensi dapat berjalan terstruktur dan terukur. Penerapan atas strategi efisiensi adalah penting mempertimbangkan proses pengukuran dan program yang dapat dilakukan evaluasi. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk menjalankan program efisiensi berjalan dengan tepat. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mengelola Food Retail Dari Kontaminasi Mikroba Pathogen

Pengelolaan food retail memiliki tingkat resiko yang tinggi terkait dengan kondisi penanganan serta pengolahan atas produk food retail. Potensi yang berhubungan dengan kontaminasi pathogen adalah salah faktor dengan resiko tinggi yang membutuhkan perhatian penting. Pathogen ini muncul sebagai akibat dari kontaminasi silang atau dari pertumbuhan produk pangan itu sendiri. Bakteri pathogen, adalah bakteri yang memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan keselamatan konsumen. Bakteri pathgoen ini dapat berasal dari produk pangan itu sendiri (seperti bahan baku segar, kemasan, ataupun ingredient) dan dari kontaminasi (berasal dari lingkungan, peralatan, dan personel yang menangani produk itu sendiri).

Untuk memastikan bahwa keamanan produk dan dapat terbebas dari kontaminasi pathogen. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh unit pengolahan pangan pada food retail untuk mencegah kontaminasi mikroba pathogen.

Dengan mempelajari langkah yang tepat, pencegahan kontaminasi bakteri pathogen dari produk pangan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Lakukan pengelolaan proses yang tepat untuk dapat meningkatkan kualitas dan keamanan pangan produk. Unit usaha dapat mempergunakan referensi eksternal yang tepat untuk mencegah mikrobiologi pathogen pada produk itu sendiri. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Melakukan Pengelolaan Pekerja Paruh Waktu

Dalam beberapa hal, perusahaan membutuhkan keberadaan atas pekerja paruh waktu. Pekerja ini biasanya dipekerjakan lebih disebabkan adanya kebutuhan skill khusus yang diperlukan dalam suatu pekerjaan yang bersifat jangka pendek atau bukan core business dari perusahaan. Terdapat beberapa hal penting yang perlu untuk diperhatikan. Berikut ini adalah gambaran bagaimana perusahaan menjalankan proses pengelolaan atas pekerja paruh waktu.

Bagaimana perusahaan menjalankan pengelolaan atas pekerja paruh waktu, harus dipastikan bahwa setiap pengelolaan yang dijalankan adalah tepat dan efektif untuk memastikan bahwa pengendalian dan penanganan atas pekerja dijalankan dengan tepat. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam perusahaan untuk pengelolaan sumber daya manusia yang dijalankan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mengembangkan Pelatihan Implementasi ISO 9001

Proses sertifikasi ISO 9001 menjadi bagian penting dijalankan bagi perusahaan yang akan meningkatkan kualitas kinerja organisasinya. Namun tidak sedikit perusaaan mengalami hambatan yang terkait dengan proses implementasi ISO 9001. Untuk dapat meningkatkan proses implementasi ISO 9001, berikut ini adalah beberapa pelatihan yang perlu dikembangkan oleh perusahaan terkait dengan proses implementasi yang dimaksud.

(1) Pelatihan Internal Audit ISO 9001

Pelatihan ini ditujukan untuk menetapkan kompetensi terkait dengan internal auditor. Tentu saja internal auditor yang dimaksudkan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi dari internal auditor serta bagaimana personel yang dimaksud mampu untuk menjalankan kegiatan internal audit. Secara prinsip pelatihan internal audit dapat memberikan dasar pada organisasi terkait dengan kemampuan untuk menjadi internal auditor, mulai dari menyusun perenencanaan audit, teknik dan kemampuan untuk melakukan audit serta kemampuan untuk membuat laporan yang terkait dengan kegiatan internal audit.

(2) Pelatihan Manajemen Kinerja

Dalam penerapan ISO 9001, terdapat siklus PDCA (Plan, Do, Check and Action), perencanaan yang ditetapkan adalah target dari perusahaan. Target ini menurut ISO 9001 adalah Sasaran Mutu yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Mutu perusahaan. Salah satu pelatihan yang dapat dilakukan adalah pelatihan KPI (Key Performance Indicator) dimana dalam pelatihan ini perusahaan mendapatkan penjelasan terkait dengan bagaimana target perusahaan tercapai.

(3) Pelatihan Pengelolaan Resiko

Perusahaan diminta untuk mengenali resiko-resiko yang terkait dengan organisasi/ perusahaan. Setiap unit kerja yang ada di dalam perusahaan diminta untuk mengenali resiko yang ada untuk kemudian melakukan pengendalian atas resiko yang dimaksud.

(4) Pelatihan Pengendalian Dokumen dan Catatan

Pelatihan ini bertujuan untuk dapat mendukung perusahaan terkait dengan penyusunan dokumen, proses penetapan identifikasi, proses kajian dan evaluasi serta pemusnahan dokumen. Satu hal yang wajib diketahui adalah bahwa dokumen ini merupakan wujud komitmen dari implementasi Sistem Manajemen Mutu.

(5) Pelatihan Penanganan dan Pelayanan Pelanggan

Tujuan paling utama dari implementasi Sistem Manajemen Mutu adalah bagaimana penanganan serta pengendalian yang terkait pelanggan dapat memenuhi kebutuhan dan standar keberterimaan pelanggan. Dalam pelatihan ini, perusahaan diajarkan untuk membentuk spesifikasi mutu dari kebutuhan pelanggan serta bagaimana setiap unit kerja memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.

(6) Pelatihan Quality Improvement Tools

Pelatihan yang memberikan arahan serta pendekatan teknis terkait dengan metode perbaikan yang dapat dilakukan pada organisasi/ perusahaan. Pendekatan ini dapat dijalankan dengan beberapa jenis pelatihan seperti QCC, Six Sigma, Kaizen, ataupun Quality Deployment Program.

Dengan melihat pelatihan yang terkait dengan implementasi ISO 9002, sepertinya langkah pengembangan atas ISO 9002 dapat memberikan dampak yang besar bagi perusahaan/organisasi. Perusahaan/organisasi dapat selalu mengembangkan Sistem Manajemen Mutu sebagai teknik untuk peningkatan pertumbuhan bisnis. Untuk dapat menghasilkan output terbaik, tidak ada salahnya perusahaan mempergunakan referensi eksternal yang tepat terkait dengan pelaksanaan ISO 9001. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Kesalahan dalam Penyusunan HACCP Plan

Dalam melakukan proses implementasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan, perusahaan/industri diminta untuk memiliki HACCP Plan. Namun, beberapa perusahaan memiliki permasalahan yang terkait dengan tata cara penyusunan HACCP Plan tersebut. Permasalahan ini dapat menyebabkan ketidaktepatan dari proses penetapan HACCP Plan yang disusun.

Berikut ini adalah ilustrasi yang terkait kesaahan yang seringkai muncul dalam penyusunan HACCP Plan.

Dengan mempelajari kesalahan yang terkait dengan penyusunan HACCP Plan tersebut, perusahaan dapat memulai proses penyusunan HACCP Plan dengan lebih tepat. Lakukan proses pengelolaan dan pengembangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dengan mempergunakan referensi yang tepat. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Peranan Konsultan dalam Pengembangan Sistem ISO 9001

Penerapan ISO 9001 pada perusahaan/organisasi diharapkan dapat memberikan manfaat besar kepada peningkatan/pertumbuhan perusahaan/organisasi, selain tentunya terkait dengan sertifikasi yang diharapkan terbut. Walaupun memberikan manfaat yang besar, namun penerapan dan implementasinya juga sebaiknya diperhatikan. Karena tidak sedikit perusahaan yang tidak berhasil dalam mendapatkan manfaat internal atas proses sertifikasi ini.

Selain dengan pengembangan secara mandiri, perusahaan/organisasi dapat mempergunakan referensi eksternal untuk pengembangan Sistem ISO 9001 ini. Berikut adalah gambaran ilustrasi yang terkait dengan jasa konsultan dalam proses pengembangan Sistem ISO 9001 pada perusahaan/organisasi.

Lakukan proses pengembangan atas Sistem ISO 9001 yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila diperlukan, perusahaan dapat mengembangkan melalui referensi eksternal yang tepat. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)