Mengimplementasikan Improvement Melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9001

Banyak perusahaan menjalankan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 hanya untuk mengejar sertifikasi. Namun, justru nilai yang tepat adalah pada penerapan dan manfaat yang dapat diambil oleh perusahaan dalam melakukan implementasi atas Sistem Manajemen Mutu ISO 9001. Hal ini dapat muncul mempertimbangkan banyaknya hal-hal yang penting yang dapat dijalankan dalam perusahaan terkait dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001.

Berikut ini adalah ilustrasi yang menggambarkan bagaimana proses improvement dapat dijalankan melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9001.

Pastikan bahwa perusahaan dapat mendapatkan manfaat maksimal yang terkait dengan proses implementasi ISO 9001. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam menjalankan penerapan yang terkait dengan aplikasi Sistem Manajemen Mutu. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Tahapan Proses Persiapan Pengurusan SNI Produk Pangan

Persyaratan yang terkait SNI produk pangan tidak hanya menyentuh pada aspek kualitas saja namun juga dapat menyentuh kepada persyaratan keamanan pangan. Tahapan persiapan selain dengan melakukan proses sertifikasi ISO 9001, juga dibarengi dengan menjalankan proses implementasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan.

Berikut ini adalah ilustrasi yang terkait dengan tahapan proses persiapan pengurusan SNI pada produk pangan yang dimaksud.

Memastikan pemenuhan atas seluruh persyaratan SNI adalah suatu kewajiban yang harus dijalankan dengan tepat dan efektif di dalam perusahaan. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk memastikan pelaksanaan atas persyaratan SNI pada produk berjaln dengan baik. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Penyebab Kegagalan ISO 9001

Penerapan atas ISO 9001 di banyak perusahaan lebih banyak beroritentasi untuk mendapatkan Sertifikat ISO 9001. Walaupun sebenarnya, ISO 9001 itu sendiri memiliki banyak manfaat bagi perusahaan. Manfaat itu sendiri dapat meningkatkan pertumbuhan organisasi/perusahaan.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari sertifikasi ISO 9001, ada baiknya perusahaan memahami beberapa hal yang menyebabkan kegagalan ISO 9001. Dengan tujuan proses penanganan selanjutnya bisa mengantisipasi kegagalan yang muncul.

Untuk dapat memanfaatkan ISO 9001 dalam perusahaan, ada baiknya perusahaan melakukan pengkajian atas penerapan ISO 9001 yang telah dijalankan. Lakukan identifikasi penyimpangan ataupun kekurangan yang muncul dalam penerapan yang telah dijalankan, perbaikan dilakukan sesuai dengan identifikasi yang telah dijalankan tersebut. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Peranan Konsultan dalam Pengembangan Sistem ISO 9001

Penerapan ISO 9001 pada perusahaan/organisasi diharapkan dapat memberikan manfaat besar kepada peningkatan/pertumbuhan perusahaan/organisasi, selain tentunya terkait dengan sertifikasi yang diharapkan terbut. Walaupun memberikan manfaat yang besar, namun penerapan dan implementasinya juga sebaiknya diperhatikan. Karena tidak sedikit perusahaan yang tidak berhasil dalam mendapatkan manfaat internal atas proses sertifikasi ini.

Selain dengan pengembangan secara mandiri, perusahaan/organisasi dapat mempergunakan referensi eksternal untuk pengembangan Sistem ISO 9001 ini. Berikut adalah gambaran ilustrasi yang terkait dengan jasa konsultan dalam proses pengembangan Sistem ISO 9001 pada perusahaan/organisasi.

Lakukan proses pengembangan atas Sistem ISO 9001 yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila diperlukan, perusahaan dapat mengembangkan melalui referensi eksternal yang tepat. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Tahapan Sertifikasi SNI

Proses sertifikasi SNI adalah persyaratan mutlak untuk kelompok produk yang dipersyaratkan untuk memiliki sertifikasi SNI. Proses sertifikasi SNI ini memulai beberapa tahapan, salah satunya adalah tahapan yang berhubungan dengan implementasi ISO 9001. Penerapan ini memegang peranan penting untuk memastikan bahwa proses sertifikasi SNI dapat direalisasikan dengan tepat.

Untuk dapat memahami proses sertifikasi SNI, ilustrasi ini adalah gambaran yang terkait dengan proses sertifikasi SNI.

Untuk dapat menjalankan proses sertifikasi SNI dengan tepat, ada baiknya perusahaan mempergunakan referensi eksternal yang berpengalaman dalam proses sertifikasi SNI. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Sistem Bukanlah Sertifikasi Namun Transformasi Bisnis

Terdapat asumsi bahwa perusahaan yang memiliki sertifikat baik ISO maupun keamanan pangan, seperti BRC dan FSSC adalah perusahaan yang telah tersistemkan dengan baik. Namun banyak perusahaan yang melupakan bahwa sistem adalah transfirmasi bisnis.

Tidak sedikit perusahaan yang tidak mempergunakan program sertifikasi sebagai waktu transformasi bisnis dengan tepat. Lalu bagaimana proses transfirmasi tersebut dijalankan?

(1) Memperbaiki Perusahaan

Secara efektif sistem akan menjaga perusahaan dari segala resiko yang dapat muncul dalam bisnis. Salah satunya adalah mengidentifikasi seluruh resiko yang berpotensi muncul dan merugikan perusahaan. Menyusun sistem mitigasi adalah tepat. Namun pencegahan adalah hal positif lainnya yang harus disusun.

(2) Memperbaiki Budaya Perusahaan

Sistem harus terimplementasi dengan tepat. Budaya perusahaan yang positif menjadi suatu bentuk strategi positif yang dapat di kembangkan sebagai dasar untuk pelaksanaan implementasi dilakukan.

(3)Pengembangan Leadership

Menyusun ulang kompetensi leadership dapat dilakukan dalam perusahaan. Bagaimana konsep perubahan dapat dilakukan oleh agen perubahan yang kemudian dapat mengembangkan sistem secara konsisten ke arah yang tepat.

Bagaimana dengan perusahaan Anda? Jangan sia-siakan program sertifikasi di perusahaan Anda hanya dengan tujuan mendapatkan sertifikat. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pemahaman Perubahan Strategis ISO 9001

Dalam tahun 2015, ISO kembali menerbitkan revisi terbaru dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:20015. Dimana dalam proses peningkatan versi terbaru dalam ISO tersebut adalah seperti yang termuat dalam penjelasan sebagai berikut:

(1) Leadership

Konsep manajemen leadership yang diketengahkan di sini adalah proses penggantian pemahaman antara Senior Manajemen/ Top Manajemen menjadi leadership.  Dimana penetapan tanggung jawab atas top manajemen sebelum ditetapkan pada setiap lini leadership dalam level manajemen.

(2) Perhitungan Resiko

Dalam proses penetapan analisis atas kebutuhan penetapan program manajemen, perhitungan atas resiko harus dijalankan. Dalam perhitungan resiko, perusahaan dapat melakukan proses analisis berdasarkan atas kajian operasional yang ditetapkan oleh perusahaan dan analisis terkait dengan benchmarking atas resiko tersebut.

(3) Pengecualian klausul

Dalam sistem yang baru, perusahaan diminta untuk melakukan pengkajian atas dipergunakannya klausul dalam sistem manajemen yang dipersyaratkan tersebut.

(4) Analisis Pengendalian Atas Ilmu Pengetahuan

Penetapan status pengendalian atas ilmu pengetahuan ditetapkan. Berdasarkan atas standar persyaratan yang ditetapkan terkait dengan pengelolaan atas ilmu pengetahuan tersebut, perusahaan ditetapkan memiliki persyaratan atas proses pengendalian terkait dengan kehilangan atas ilmu pengetahuan yang dapat ditimbul akibat hilangnya SDM yang sudah mendapatkan proses investasi pendidikan SDM tersebut.

Apakah perusahaan Anda akan melakukan proses set up ISO 9001 versi 2015? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam melakukan proses set up ISO 9001 tersebut. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Desain Sistem Pergudangan untuk Industri Pangan/Perikanan

Dalam sistem manajemen keamanan pangan, adalah menjadi keharusan untuk dapat mensinergikan antara sistem yang telah ditetapkan dengan Sistem Manajemen Keamanan Pangan yang telah dipersyaratkan. Adapun desain sistem pergudangan yang dipersyaratkan dalam Sistem Manajemen Keamanan Pangan adalah sebagai berikut:

(1) Penempatan barang dan lay out gudang

Perusahaan harus memastikan bahwa penempatan barang dijalankan dengan konsep FEFO (First Expired First Out), dimana di dalamnya perusahaan diminta untuk menempatkan barang berdasarkan status expired date.

Penetapan lay out barang di dalam gudang juga memegang peranan penting. Pemisahan antara barang harus dijalankan berdasarkan standar penyimpanan yang telah ditetapkan, status resiko keamanan pangan juga menjadi dasar dari proses pemisahan barang yang ada dalam gudang.  Perusahaan sebaiknya menetapkan standar internal penyimpanan internal yang dijadikan panduan dalam proses penyimpanan yang dijalankan di dalam gudang.

(2) Desain Sistem Sanitasi

Gudang harus dipastikan terkelola dengan baik.  Penempatan barang sebaiknya dijalankan sesuai dengan standar GMP (Good Manufacturing Practice), dimana sistem sanitasi juga sebaiknya ditetapkan berdasarkan standar sanitasi yang telah terverifikasi tepat dan efektif dalam mencegah peningkatan resiko selama penyimpanan.

Beberapa pertimbangan juga harus menjadi perhatian dalam menyusun desain sanitasi adalah dengan mempertimbangkan aspek jumlah item barang di dalam gudang, karakteristik penyimpanannya serta tahapan proses penanganan di area tersebut.  Idealnya gudang adalah hanya tempat penyimpanan barang, namun di beberapa industri juga dipastikan bahwa gudang adalah area persiapan barang sehingga proses sanitasi sangat dibutuhkan untuk lebih intensif.

(3) Food Security Program

Gudang adalah area dengan resiko yang cukup tinggi terhadap resiko akan sabotase, ataupun resiko kehilangan dari produk/ material.  Perusahaan sebaiknya menetapkan standar tata cara yang tepat untuk melakukan proses pengendalian terhadap keamanan produk sehingga bisa dipastikan bahwa gudang tersebut dapat terjaga dan terhindar dari resiko penyimpangan yang bisa muncul.

Bagaimana Anda melakukan proses pengelolaan terhadap standar Sistem Manajemen Keamanan Pangan di perusahaan Anda. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam mengembangkan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)