Pengembangan Manajemen SDM Bebasiskan Kompetensi

Kekuatan dalam Organisasi lebih banyak ditentukan oleh strategi manajemen SDM (Sumber Daya Manusia). Banyak perusahaan mengalami banyak kegagalan karena kesalahan dalam mengelola investasi dari manajemen SDM.

Saat ini, dimana dunia usaha dituntut secara kreatif dan kompetitif untuk dapat bertahan. Mengembangkan kekuatan akan kinerja sumber daya manusia adalah unsur penting dan strategis. Lalu bagaimana tahapan yang tepat bagi organisasi untuk mengembangkan kekuatan sumber daya manusia tersebut.

(1) Sistem Rekruitmen Karyawan
Beberapa perusahaan menciptakan kekuatan kinerja dengan membuat masa training dan seleksi yang kuat atas karyawan baru. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan apakah status kompetensi dalam posisi tersebut masuk ke dalam kategori kebutuhan kompetensi yang membutuhkan suatu proses atau tidak. Penetapan atas jalur rekruitmen sebaiknya dipisahkan antar kompetensi tersebut. Dalam kompetensi yang masih membutuhkan adanya program pelatihan, maka perusahaan sebaiknya mengembangkan program pelatihan setelah proses rekruitmen tersebut.

(2) Sistem Pengelolaan Kompetensi
Pengembangan kompetensi dalam perusahaan dijalankan melalui dua tahapan proses, yaitu proses pengelolaan melalui pelatihan dan perencanaan karir. Pelatihan berbasiskan kompetensi didasarkan pada program evaluasi yang dapat dijalankan, baik melalui kriteria yang ditetapkan pada kelulusan suatu keahlian kompetensi yang diukur dalam batasan jangka waktu ataupun pelatihan yang terevaluasi dari suatu sistem coaching yang integratif dengan sistem pengembangan kompetensi. Pengelolaan karir dilakukan melalui sistem kompetensi yang tepat dan efektif.

(3) Sistem Evaluasi Kinerja
Pertumbuhan dan perkembangan atas kinerja SDM harus melalui proses pengawasan yang tepat dan efektif. Perusahaan harus dapat memastikan bahwa evaluasi dijalankan secara obyektif dan terukur. Proses berkesinambungan dengan sistem kompetensi juga patut dipersyaratkan dalam program evaluasi kinerja.

Lalu bagaimana dengan program evaluasi kinerja yang dijalankan oleh perusahaan Anda untuk mengembangkan kekuatan kinerja SDM. Lakukan proses penetapan sistem pengembangan kinerja SDM yang tepat dalam organisasi Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Advertisement

Penyusunan SOP dengan Pendekatan RCA

Banyak perusahaan mengalami kesulitan ketika harus menetapkan sistem operasional di dalam perusahaannya. Salah satu permasalah yang seringkali muncul adalah proses mengidentifikasi tahapan proses yang akan disusunkan SOP (Standard Operating Procedure). Dikarenakan kesalahan terhadap proses penyusunan SOP.

Lalu bagaimana proses penyusunan SOP yang tepat dan efektif dalam perusahaan. Salah satu pendekatan yang dampak memberikan efek signifikan terhadap dampak SOP adalah proses pemastian bahwa SOP tersebut dapat memberikan manfaat signifikan terhadap sistem menajamen operasional perusahaan.

Pendekatan RCA (Root Cause Analysis) dapat dilakukan dengan menjalankan tahapan sebagai berikut:

(1) Pendekatan Atas Proses

Root Cause Analysis melakukan analisis terhadap aspek paling penting dalam proses operasional. Inti penggerak atas keutuhan proses tergambar dalam pola pendekatan awal penyusunan sistem.

(2) Pendekatan Atas Organisasi

Salah satu penetapan penyusunan sistm adalah melakukan analisis kapabilitas serta kapasitas dari organisasi itu sendiri. Organisasi ditargetkan untuk dapat mengembangkan secara maksimal sesuai dengan formulasi ideal proses dalam organisasi secara utuh.

(3) Pendekatan Atas Target/ Hasil

Organisasi melakukan proses identifikasi terkait atas target/ hasil kerja yang dipersyaratkan. Melakukan proses penetapan dan rekayasa proses yang efektif agar target tercapai.

Dengan pendekatan RCA, diharapka organisasi/ prusahaan dapat menyusun SOP secara tepat dan efektif. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam proses penyusunan SOP di perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Konsep Pengembangan Strategi Kompetensi Manajemen SDM

Seluruh perusahaan tentu berharap memiliki karyawan yang loyal.  Banyak perusahaan mengalami permasalahan dengan investasi SDM. Dimana investasi SDM yang dijalankan dengan biaya yang tinggi, akhirnya menjadi terbuang percuma karena karyawan yang bersangkutan memutuskan tidak meneruskan bekerja di perusahaan.

Selain Sumber Daya Manusia, kebutuhan atas loyalitas juga menjadi suatu investasi

Lalu bagaimana perusahaan melakukan proses peningkatan atas loyalitas karyawan terhadap perusahaan? Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan loyalitas.

(1) Mengembangkan Budaya Perusahaan yang Positif

Mengedepankan aspek profesional dalam perusahaan, dimana pengelolaan atas perusahaan tidak dijalankan secara subyektif dan manajemen konflik yang destruktif. Sisi menarik dari budaya perusahaan tersebut adalah untuk memastikan bahwa adanya persepsi atas nilai positif yang sama dalam perusahaan.  Pengelolaan atas budaya perusahaan ditetapkan tertulis dan diimplementasikan dalam sistem. Komitmen perusahaan serta leadership menjadi nilai utama untuk memastikan bahwa budaya perusahaan dapat terimplementasikan secara optimal dalam perusahaan.

(2) Pelaksanaan Aspek Kepemimpinan dalam Perusahaan

Loyalitas di dalam organisasi dapat dikembangkan dengan memperkuat sisi kepemimpinan dalam perusahaan.  Dalam beberapa kondisi aspek kepemimpinan yang ditetapkan tersebut dapat menjadi stimulus dari proses peningkatan loyalitas pada karyawan.

(3) Mengembangkan Sistem Operasional yang Terukur

Adalah penting bagi organisasi untuk mengembangkan sistem operasional yang terukur dan kuat untuk menjaga sistem operasional perusahaan.  Menjadi bagian penting bagi organisasi untuk dapat memastikan bahwa sistem yang dijalankan adalah integratif dapat mengedepankan pengukuran operasional yang strategis.

Bagaimana proses pengembangan loyalitas karyawan dalam perusahaan Anda? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat mengembangkan Sistem Manajemen SDM dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

3 Hal Penting yang Harus dilakukan Pada Saat Proses Rekruitmen

Proses seleksi atas karyawan untuk penempatan dalam perusahaan adalah hal yang membutuhkan metode pendekatan yang tepat. Dalam beberapa kondisi proses rekruitmen yang dilakukan oleh perusahaan mengalami kegagalan. Adapun kegagalan yang muncul itu sendiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor/ perihal.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan gagalnya proses rekruitmen dilakukan.

(1) Sourcing Pelamar

Proses pencarian pelamar dengan cara yang terbatas dan kurang menarik banyak pelamar dapat menyebabkan proses rekruitmen terhambat cukup besar.  Jumlah pelamar yang terbatas, membuat proses seleksi mengalami kesulitan, namun dengan kondisi jumlah pelamar dengan jumlah banyak pun perusahaan mengalami kesulitan dalam melakukan proses seleksi atas calon karyawan.  Bagaimana pun juga, proses dengan jumlah pelamar banyak membutuhkan waktu untuk melakukan proses penyortiran.

(2) Kegagalan Mengidentifikasi Kompetensi

Sebelum melakukan proses rekruitmen, perusahaan melakukan proses identifikasi terhadap seluruh kompetensi yang dipersyaratkan dalam jabatan tersebut. Dimana dalam proses identifikasi tersebut, perusahaan harus memastikan bahwa kompetensi yang ditetapkan tergambar dalam kualifikasi yang dipersyaratkan tersebut. Ketidaktepatan dalam melakukan proses identifikasi atas kompetensi tersebut menyebabkan perusahaan mengalami permasalahan dalam dasar atas penetapan kualifikasi yang akan diseleksi dari diri pelamar kerja.

(3) Kesalahan Atas Metode Seleksi Pelamar

Perusahaan melakukan metode seleksi yang tidak tepat atas kompetensi yang dipersyaratkan tersebut.  Dimana alat ukur yang dipergunakan oleh perusahaan tidak dapat secara reliabilitas dan validitas dalam melakukan proses seleksi karyawan.  Untuk memastikan bahwa alat ukur yang dipergunakan adalah tepat, pastikan perusahaan menggunakan alat ukur yang valid yang dipergunakan untuk melakukan proses seleksi atas karyawan tersebut. Ada baiknya perusahaan mengembangkan langkah-langkah yang berdasarkan proses psikometri untuk memastikan bahwa perusahaan telah menjalankan kegiatan rekruitmen dengan baik.

Bagaimana perusahaan Anda melakukan proses rekruitmen di dalam perusahaan Anda. Pastikan perusahaan melakukan proses referensi eksternal yang tepat untuk mengembangkan sistem rekruitment di dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Tahapan Sukses Mengembangkan Sistem Franchise

Pengembangan penjualan/ marketing dengan menggunakan sistem Franchise adalah pekerjaan yang penuh dan tantangan, bahkan tidak semudah yang diperkirakan oleh banyak perusahaan/ pengusaha.  Banyak Franchise yang secara investasi telah menghabiskan dana yang cukup besar namun ternyata dalam realitasnya menjadi tidak sukses.

Lalu bagaimana strategi yang tepat bagi perusahaan untuk mengembangkan sistem Franchise. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan.

(1) Konsep Produk yang Kuat

Kekuatan produk adalah hal yang utama dalam pengembangan Sistem Franchise. Keunikan serta pengembangan konsep-konsep baru adalah hal yang penting untuk dipastikan disediadakan oleh perusahaan yang mengembangkan sistem Franchise.  Inovasi adalah suatu investasi yang sulit untuk dikelola, mengingat dengan sangat mudahnya perusahaan lain meniru. Namun, perusahaan harus memastikan posisinya adalah sebagai pioner yang kuat sehingga menjadi tidak mudah bagi perusahaan lain untuk meniru.  Pastikan dinamisme dari produk terjaga.

Untuk menyusun konsep produk yang kuat, perusahaan harus memastikan melakukan proses riset dan evaluasi yang tentung saja didukung oleh tim R&D yang memiliki komitmen atas inoviasi.

(2) Sistem/ SOP Perusahaan

Franchise adalah berkaitan dengan konsistensi.  Dimana di setiap tempat, konsumen akan mendapatkan pelayanan yang sama serta tata lay out yang sama.  Dalam beberapa kondisi, perusahaan harus dapat memastikan telah memiliki SOP yang menjadi bagian penting sebagai standar untuk pengelolaan unit usaha yang dijalankan oleh mitra. Tata kelola operasional dan komunikasi menjadi kunci utama dalam proses pengembangan bisnis berbasiskan franchise.

(3) Pengendalian dan Evaluasi

Perusahaan harus memastikan hubungan dengan mitra menjadi tidak terputus.  Adanya pengendalian kualitas, proses, SDM (Sumber Daya Manusia), untuk beberapa kasus adalah pengendalian keuangan menjadi nilai yang penting. Perusahaan harus memastikan bahwa pihak mitra memegang komitmen yang kuat sesuai dengan kesepekatan.

Apakah perusahaan Anda tertarik untuk mengembangkan sistem Franchise? Atau perusahaan Anda tertarik untuk memperbaiki sistem Franchise? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk mengoptimalkan pengembangan strategi dari perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Strategi Penyusunan Kode Etik dalam Perusahaan

Dalam pelaksanaan proses perusahaan, adanya kode etik adalah salah satu cara pencegahan adanya sistem fraud dalam perusahaan. Kebutuhan adanya kode etik lebih didasarkan pada kebutuhan internal perusahaan untuk memastikan adanya strategi yang terkait dengan tata kelola internal dan eksternal mengenai sistem normatif kewajaran prilaku karyawan.  Beberapa perusahaan menetapkan kode etik tersebut sebagai proses pengendalian atas aspek kecenderungan atas penyimpangan yang bersifat normatif namun belum terbukti adalah suatu pelanggaran peraturan ataupun tindakan kriminal. Kecenderungan ini ditetapkan sebagai bentuk untuk pencegahan.

Adapun tahapan dari kegiatan penyusunan kode etik tersebut adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

(1) Mengidentifikasi Potensi dan Batasan Normatif

Perusahaan mengidentifikasi budaya dan konsep normatif dari suatu prilaku organisasi yang memiliki kecenderungan untuk menimbulkan suatu tindakan pelanggaran.  Potensi misalnya adanya hubungan keluarga atau intensitas relasi hubungan antar pegawai internal dan eksternal. Aspek normatif seperti agama dan adat istiadat perlu menjadi pertimbangan dari penyusunan parameter kode etik.

(2) Menetapkan Ruang Lingkup Kode Etik

Bagaimana kode etik menjadi suatu batasan yang tidak mengatur pada pihak internal perusahaan, penetapan pada ruang lingkup dari penerapan kode etik tersebut. Tetapkan dalam kontrak atau kesepakatan tertulis yang kemudian menjadi suatu komitmen dari pihak yang bersangkutan.

(3) Pembentukan Komite Kode Etik

Penetapan komite kode etik bertujuan untuk melakukan evaluasi atas status pelanggaran yang terkait dengan pelaksanaan kode etik. Pastikan kode etik tersebut menjadi bagian penting yang ditetapkan sebagai strategi atas pengawasan dari pelaksanaan kode etik tersebut.

Bagaimana dengan proses pelaksanaan kode etik dalam perusahaan Anda. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat terkait dengan pelaksanaan kode etik dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pemahaman Perubahan Strategis ISO 9001

Dalam tahun 2015, ISO kembali menerbitkan revisi terbaru dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:20015. Dimana dalam proses peningkatan versi terbaru dalam ISO tersebut adalah seperti yang termuat dalam penjelasan sebagai berikut:

(1) Leadership

Konsep manajemen leadership yang diketengahkan di sini adalah proses penggantian pemahaman antara Senior Manajemen/ Top Manajemen menjadi leadership.  Dimana penetapan tanggung jawab atas top manajemen sebelum ditetapkan pada setiap lini leadership dalam level manajemen.

(2) Perhitungan Resiko

Dalam proses penetapan analisis atas kebutuhan penetapan program manajemen, perhitungan atas resiko harus dijalankan. Dalam perhitungan resiko, perusahaan dapat melakukan proses analisis berdasarkan atas kajian operasional yang ditetapkan oleh perusahaan dan analisis terkait dengan benchmarking atas resiko tersebut.

(3) Pengecualian klausul

Dalam sistem yang baru, perusahaan diminta untuk melakukan pengkajian atas dipergunakannya klausul dalam sistem manajemen yang dipersyaratkan tersebut.

(4) Analisis Pengendalian Atas Ilmu Pengetahuan

Penetapan status pengendalian atas ilmu pengetahuan ditetapkan. Berdasarkan atas standar persyaratan yang ditetapkan terkait dengan pengelolaan atas ilmu pengetahuan tersebut, perusahaan ditetapkan memiliki persyaratan atas proses pengendalian terkait dengan kehilangan atas ilmu pengetahuan yang dapat ditimbul akibat hilangnya SDM yang sudah mendapatkan proses investasi pendidikan SDM tersebut.

Apakah perusahaan Anda akan melakukan proses set up ISO 9001 versi 2015? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam melakukan proses set up ISO 9001 tersebut. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Memastikan Sustainability Perusahaan

Perusahaan yang bergerak di bidang pemasok bahan pangan, kadangkala melupakan aspek sustainability dalam strategi pengembangan usahanya. Kecenderung untuk mengeksploitasi dan menyimpan bahan baku dalam jumlah cadangan yang besar, memunculkan kebutuhan konsumen akan komitmen pemasok bahan pangan di dalam industrinya.

Beberapa negara konsumen yang sadar atas kebutuhan atas program sustainability tersebut menetapkan kebutuhan adanya program sertifikasi yang dipergunakan terkait dengan program sustainability produk tersebut. Beberapa sertifikat seperti RSPO atau BAP adalah program sertifikasi yang ditetapkan untuk memastikan adanya strategi Sustainability produk pangan.

Program sertifikasi ini memuat status kebutuhan persyaratan akan Sistem Manajemen Mutu, aspek pengelolaan dan pengendalian terkait lingkungan dan K3, serta ethical / ketenagakerjaan. Seluruh kajian atas sustainability ditetapkan dan menjadi persyaratan dalam program manajemen.

Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dan pastikan perusahaan Anda mengembangkan program Sustainability sesuai dengan kebutuhan standar persyaratan yang ditetapkan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Membangun Komunikasi Struktural yang Strategis dalam Perusahaan

Di dalam perusahaan, adalah menjadi penting bagi perusahaan dalam mengelola komunikasi di dalam organisasi. Salah satunya adalah komunikasi struktural di dalam perusahaan. Komunikasi struktural adalah bentuk strategis untuk memastikan proses di dalam perusahaan beerjalan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

Bagaimana proses pengelolaan komunikasi eksternal dapat dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan.

(1) Jalur Instruksi

Pastikan bahwa jalur instruksi disampaikan secara jelas dengan memberikan informasi atas kewenangan terhadap proses instruksi yang dimaksudkan tersebut sesuai dengan standar dan persyaratan yang ditetapkan.  Dalam beberapa hal, kewenangan ini perlu untuk disosialisasikan dan diresmikan secara jelas.

(2) Jalur Penyelesaian Masalah

Komunikasi struktural yang efektif dapat membangun adanya kreativitas dan program pembelajaran yang dijalankan dalam organisasi/ perusahaan. Pemecahan masalah yang secara struktural dijalankan dalam komunikasi efektif dapat meminimalkan resiko terhadap adanya konflik dalam perusahaan.

Perusahaan ada baiknya melakukan proses evaluasi terhadap proses komunikasi yang dijalankan di dalam perusahaan. Lakukan proses pengembangan komunikasi yang efektif secara struktural agar organisasi dapat menjalankan sistem dengan tepat dan strategis. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Strategi Penjualan di Kala Krisis

Pada saat proses krisis ekonomi mendera, tentu menjadi suatu tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk dapat mengoptimalkan nilai penjualannya.  Tentu saja hal ini bukanlan menjadi hal yang mudah bagi perusahaan.

Lalu bagaimana perusahaan mengembangkan strategi untuk dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Berikut adalah strategi yang dapat membantu perusahaan untuk dapat mengoptimalkan nilai peningkatan penjualan di kala krisis.

(1) Perubahan Posisi Market

Dimana letak brand produk Anda saat ini.  Proses peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan mengembangkan produk yang sama namun pada posisi market yang berbeda.  Ada baiknya perusahaan mempelajarai terlebih dahulu karakter market Anda, perubahan posisi market dapat membantu meningkatkan pemberdayaan seluruh total market kepada produk Anda.

(2) Peningkatan Nilai Produk

Preferensi pelanggan tidak hanya didasarkan pada harga produk. Pemahaman atas nilai tambahan yang ada dalam produk dapat menjadi suatu peningkatan preferensi pelanggan Anda. Nilai tambah tersebut dapat dengan membetikan manfaat jangka panjang, seperti produk yang dapat memiliki nilai lebih berupa adanya jaminan asuransi ataupun jaminan kesesuaian kualitas dari produk itu sendiri.  Beberapa perusahaan menjalankan program Sertifikasi ISO 9001, ISO 14001 atau HACCP sebagai bentuk komitmen atas adanya nilai lebih tersebut.

(3) Perbaikan Pelayanan dan Kualitas

Perbaikan dari sisi pelayanan dan Kualitas menjadi nilai penting bagi pengembangan pasar Anda.  Ada baiknya dalam masa krisis ini, perusahaan memperbaiki komitmen dan rasa percaya pelanggan terhadap merk produk Anda.  Memperbaiki pelayanan dan kualitas bukan hanya memperbaiki produk saja, namun hal yang terpenting, adalah komitmen dari perusahaan atas perbaikan tersebut.

Lalu bagaimana Anda menjalankan proses peningkatan penjualan Produk Anda saat ini. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam upaya peningkatan kinerja penjualan perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)