Dalam proses penyusunan HACCP Plan (Rencana HACCP), kadangkala banyak perusahaan melakukan beberapa kesalahan yang dimana dapat memberikan dampak dan resiko terkait dengan proses pengendalian keamanan pangan. Berikut ini adalah 5 (lima) kesalahan yang seringkali dilakukan oleh perusahaan dalam penyusunan HACCP Plan.
(1) Diagram alir yang tidak tepat
Penetapan atas diagram alir sebaiknya dilakukan sesuai dengan kondisi aktual dari alir proses yang dijalankan. Seringkali ketidaktepatan terjadi akibat ketidaktelitian yang dijalankan oleh tim dalam melakukan verifikasi atas alir proses. Alir proses yang tergambarkan dalam HACCP Plan adalah alir proses mulai dari penerimaan sampai dengan produk tersebut dikeluarkan sebagai produk jadi untuk kemudian dikirimkan kepada pelanggan. Alir proses juga harus menyertakan alir proses yang terkait dengan bahan baku pembantu seperti air, bahan tambahan pangan, es, kemasan seta komponen pembentuk produk jadi lainnya.
(2) Ketidaksesuaian dalam Penetapan Referensi Eksternal
Ketika melakukan proses penyusunan HACCP Plan, tim sebaiknya melakukan proses validasi dengan mempelajari seluruh referensi yang terkait dengan penyusunan HACCP Plan. Referensi disesuaikan dengan produk serta aturan/regulasi yang terkait dengan produk yang dimaksud. Dimana referensi dapat dipergunakan untuk menetapkan tingkat/ level bahaya serta pengendalian yang paling tepat terkait dengan proses referensi tersebut. Tim juga sebaiknya melakukan pembaharuan atas referensi yang dipergunakan agar tidak terjadi penyimpangan.
(3) Penetapan CCP (Critical Control Point) yang tidak akurat
Proses penetapan CCP sebaiknya disesuaikan dengan penetapan yang terkait dengan CCP Decision Tree (Pohon Keputusan), tentu saja dalam proses penetapan harus dijalankan setepat mungkin dan dievaluasi sesuai dengan tingkatan bahaya serta instruksi yang termuat dalam decision tree. Lakukan evaluasi dengan efektif terkait dengan CCP yang dimaksud untuk kemudian dipastikan bahwa penetapan CCP adalah akurat. Ada baiknya secara periodik dilakukan analisis ulang, mempertimbangkan potensi perubahan atas level bahaya dan frekuensi kejadiannya.
(4) Pemantauan Batas Kritis yang tidak Terukur
Proses pemantauan batas kritis wajib diupayakan dalam bentuk pengukuran yang bersifat kuantitatif, sehingga proses pemisahan atas aman dan tidak aman terkait produk menjadi sangat jelas. Proses pengukuran dilakukan secara on-site dimana proses pemantauan dijalankan pada aspek obyektif dengan pengukuran yang dapat dilakukan secara langsung di lapangan.
(5) Proses verifikasi yang tidak lengkap
Proses verifikasi wajib untuk dijalankan secara periodik. Terdapat aturan terkait dengan aspek apa saja yang perlu untuk diverifikasi. Analisis atas verifikasi harus dapat memuat pemeriksaan terkait dengan jenis bahaya yang muncul, keakuratan dan kesesuaian pemantauan CCP, kesesuaian hasil pengujian produk termasuk kesesuaian atas implementasi GMP dan SSOP. Ketidaklengkapan atas verifikasi HACCP Plan dapat menyebabkan HACCP Plan menjadi tidak akurat. Penyesuaian wajib untuk dijalankan berdasarkan pada hasil kegiatan verifikasi ini.
Bagaimana penerapan atas HACCP Plan dijalankan di dalam perusahaan? Lakukan proses verifikasi terkait dengan HACCP Plan yang dimaksud untuk memastikan ketepatan atas sistem HACCP dijalankan dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)